Penyebab tol trans Jawa dari Probolinggo ke Banyuwangi belum selesai
Jalan Tol Trans Jawa saat ini sudah terhubung dari Merak hingga Probolinggo sepanjang 1065,50 Km dan akan tersambung sampai ke ujung timur Pulau Jawa ke Banyuwangi.
Sayangnya sampai April 2024 pembangunan jalan tol menuju Banyuwangi dari Probolinggo belum ada banyak kemajuan.
Hal ini tentu menghambat impian warga Jabodetabek terutama Jakarta yang ingin berkendara dari ibukota ke pulau Bali dengan menggunakan mobil. Biarpun mungkin menempuh waktu cukup lama tapi karena ingin liburan tentu dibawa santai apalagi kalo waktunya cukup.
Lalu apa sebabnya jalan tol trans Jawa dari Probolinggo ke kota Banyuwangi belum selesai? Bukankah pemerintah Jokowi katanya akan membangun jalan tol dari ujung barat pulau Jawa ke ujung timur di Banyuwangi.
Sebelum menjawab ada baiknya dilihat dulu peta dari daerah yang akan dijadikan tempat proyek tersebut.
Ada tujuh seksi tol Probolinggo Banyuwangi atau disingkat saja Probowangi sepanjang 171 km, lebih panjang dari tol Cipali, walaupun secara resmi hanya tiga seksi yaitu Probolinggo Besuki sepanjang 29 km.
Seksi kedua yakni Besuki - Bajulmati sepanjang 110 km dan seksi terakhir Bajulmati - Ketapang 31 km. Ketapang itu nama daerah yang ada pelabuhan di Banyuwangi ya.
Berikut beberapa analisaku. Ingat, hanya analisa blogger biasa ya.
Kurang ekonomis
Jalan tol Probowangi kurang ekonomis karena merupakan daerah sepi atau bisa juga disebut kota mati.
Tak banyak pabrik atau aktivitas ekonomi berskala besar di kota kota tersebut. Memang kota Probolinggo, Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi agak sepi.
Kalo kota itu ramai dengan aktivitas ekonomi maka kemungkinan sudah dibuatkan jalan tol.
Kalo sepi maka tidak jadi prioritas, sebab membangun jalan tol itu mahal biayanya terutama untuk ongkos pembebasan lahan dan kontruksi.
Jadi balik modalnya agak lama, aku rasa kalo diserahkan ke swasta tak ada yang mau karena dalam 35 tahun belum tentu balik modal kecuali daerah tersebut perputaran ekonomi nya kencang.
Banyak dataran tinggi
Dari tiga seksi jalan tol Probowangi itu, hampir semuanya berada di pinggir pantai karena jalur tengah sudah ada jalan nasional dari Probolinggo ke Lumajang lanjut keJember terus ke Banyuwangi.
Mungkin karena dekat pantai banyak yang berpikir kalo mudah mengerjakan karena dataran rendah. Tapi sayangnya jalur dari Probolinggo ke arah Situbondo itu banyak yang berbukit bahkan yang dekat pantai.
Di daerah Gending Probolinggo itu sudah masuk wilayah pegunungan Argopuro padahal areanya dekat laut lho. Biarpun tingginya tidak lebih dari 100 MDPL tapi tetap butuh biaya untuk meratakan tanahnya.
Setelah Argopuro tanah sedikit datar tapi ketemu pegunungan lagi yaitu Penataran.
Itu saja kira-kira penyebab kenapa tol Probowangi sampai sekarang belum selesai dibuat. Apalagi perekenomian nasional jadi masih lesu imbas dari pandemi korona disusul lesunya ekonomi global.
Baru tahu kalo daerah Jawa Timur sekitar situ banyak bukitnya.
BalasHapusKalo naik tol dari Jakarta ke Banyuwangi berapa tuh ongkosnya?
Kurang tahu berapa ongkosnya, tapi pasti lebih dari sejuta karena tarif tol jakarta Surabaya saja sudah 800 ribuan.
HapusWaduh, mahal juga ya sampai sejuta lebih tol nya.
HapusPernah ke kampung suami di Nganjuk Jatim. Alhamdulillah dengan jalan tol lumayan menghemat waktu dari Jakarta.
BalasHapusBetul mbak, itu salah satu fungsi jalan tol yakni menghemat waktu
HapusMakasih infonya gan, kirain aku tol trans Jawa cukup ke Surabaya saja, ternyata sampai Banyuwangi ya
BalasHapusSama sama gan.😃
HapusIni mah analisa blogger yang cemerlang. Kalau tidak ekonomis, jalan tol yang sepi, tentunya lama buat nungguin balik modal...apalagi biaya buat tanah yang berbukitan atau buat ganti rugi,,, dan moga-moga kondisi ekonomi cepat pulih.
BalasHapusiya nih baru sampai gending,
BalasHapuspadahal kalau sudah sampai besuki, saya kalau mau pulkam ke bondowoso bisa jadi lebih cepet
akhir taun ini tahap1 bakal selesai ya
Hapusgak bisa di pungkiri adanya jalan tol sangat membantu perjalanan sewaktu mudik :)
BalasHapus